Islam Nusantara

Toleran dan Menyejukkan

ILMU HIKMAH


Khatib di masjid agung Megalang ini tsakep bener. Ia menuqil ttg riwayat Said dari Damaskus yang tidak jadi menunaikan haji gara-gara uang yang dikumpulkannya bertahun-tahun dari pekerjaan sol sepatu diberikan kepada tetangganya yang dhaif.

Khatib sampai terisak di bagian ini.

"Kenapa anda tak membolehkan saya membeli daging masakanmu padahal anda tahu istri saya sangat mengidamkannya, berapapun akan saya bayar?" kata Said.

"Inu haram untuk anda tetapi halal untuk saya sekeluarga."

"Maksudnya?"

"Daging ini adalah bangkai keledai yang saya pungut dari tong sampah saking laparnya kami tak memiliki makanan lain...."

Said menangis lalu pulang mengambil tabungan hajinya dan menyerahkan kepada tetangganya. Dengan uang haji tersebut, keluarga dhuafa itu bisa berdagang dan hidup lebih baik.

Dalam riwayat itu, Allah mengangkat derajat Said sebagai haji mabrur sekalipun ia tak pernah berhaji.

Allah karim.

Kisah ini menyentak jantung saya. Saya tertunduk di depan imam sembari mengusap mata, mengelus dada. Ke mana saja saya selama ini sampai sedemikian egoisnya memburu pahala sampai lalai pada kaum dhuafa?

Kawan, kisah inspiratif begini mari kita lihat dari sudut mata hikmah. Ya, ilmu hikmah. Bukanlah maksud khatib untuk menyebabkan kita tidak patuh syariat. Bukan. Ilmu hikmah mesti kita pandang dari spirit etika, empati, dan kemakrifatan.

Pernahkah anda mendengar kisah seorang pelacur yang dijamin masuk surga sebab memberi minum anjing yang kehausan?

Pernahkah anda menyimak kisah seorang pembunuh yang diampuni dosanya dan dijamin masuk surga gara-gara letak kematiannya lebih dekat kapada rumah waliyullah yang ditujunya untuk memohon bimbingannya bertaubat?

Tidak lantas kisah-kisah demikian membenarkan kita untuk menepikan syariat. Sekali.lagi tidak. Kisah hikmah beginian haruslah ditempatkan sebagai salah satu wahana permenungan batin kita yang paling dalam; bahwa kita ini sungguhlah bukan siapa-siapa; bukan dijamin masuk surgaNya sebab amal ibadah kita; tetapi sepenuhnya berkat ridhaNya.

Tentu, sebagai hamba, wajib hukumnya kita berjuang secara syariat untuk mendekat padaNya. Semoga lalu Allah memberikan ridhaNya buat kita. Amin.


Share this article :
+
Next
This is the current newest page
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "ILMU HIKMAH"

 
Copyright © 2014 Islam Nusantara - All Rights Reserved - DMCA
Template By Kunci Dunia